Transportasi Bandara Minangkabau-Bukittinggi
Jika belum terlalu mengenal situasi jalur perjalanan menuju Bukittinggi, disarankan untuk mengambil penerbangan dengan jadual pagi ataupun siang, agar maksimal pada saat sore hari sudah sampai di Kota Bukittinggi
Objek Wisata di Bukittinggi
Wisata Sejarah
Jam Gadang terletak di jantung kota Bukittinggi. Menara jam ini didirikan dalam waktu 100 tahun, antara 1826 sampai dengan 1926 dengan biaya pembangunan 3000 gulden, biaya yang sangat besar pada waktu itu. Menara jam Gadang merupakan pusat kegiatan warga dan wisatawan.
Menara ini terletak di belakang pasar Atas, pasar Lereng, Pasar Bawah, dan diantara rumah Bung Hatta, serta Benteng Fort De Kock.
![]() |
Museum Rumah Bung Hatta Sumber: Eva, pribadi |
Museum ini adalah tempat kelahiran Bung Hatta dan terletak di Jalan Soekarno Hatt No, 37, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Bung Hatta menghabiskan masa kecilnya disini sampai dengan berusia 11 tahun, sebelum menlanjutkan pendidikan menengahnya di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah menengah di Kota Padang.
Rumah ini didirikan sekitar tahun 1860-an dan menggunakan struktur kayu, terdiri dari bangunan utama, pavilyun, lumbung padi, dapur, kolam ikan, dan kandang kuda. Rumah Bung Hatta dibangun ulang, karena yang asli sudah runtuh pada tahun 1960-an.
3. Benteng Fort De Kock
![]() |
Piagam Benteng Fort de Kock |
Benteng Fort de Kock yang terletak di puncak Bukit Jirek menjadi saksi kegigihan pasukan Paderi yang dipimpin oleh Imam Bonjol melawan pasukan Belanda.
Benteng bersejarah didirikan pada tahun 1826 oleh Kapten Johan Heinrich Conrad Bauer yang memimpin pasukan Hindia Belanda ke pedalaman Sumatera Barat. Nama sebenarnya benteng ini ‘Sterreshans’ atau benteng pelindung.
Nama lokasi Fort de Kock didedikasikan Baner kepada pejabat Letnan Gubernur Jenderral Hindia-Belanda yang juga merupakan Komanda Militer (commandant der troepen), yaitu Hendrik Merkus Baron de Kock.
Keberadaan benteng Fort de Kock tidak dapat dipisahkan dari sejarah Perang Paderi (1803-1838). Yaitu sejarah pertikaian antara Kaum Adat yang masih berpegang adat lama dan Kaum Paderi yang berpegang pada syariat Islam dengan akibat masuknya tentara Hindia-Belanda dalam konflik kedua pihak tersebut.
Saat ini tidak ada lagi yang bersisa dari benteng yang berjarak 1 km sebelah utara Jam Gadang tersebut. Di atas area benteng kini berdiri sebuah bangunan bercat hijau yang bisa digunakan untuk melihat pemandangan Kota Bukittingi, bangunan inilah yang diabadikan wisatawan ketika mengunjungi Benteng Fort de Kock.
Tempat wisata di Bukittinggi adalah wisata belanja. Yuk, kita kupas tentang tempat belanja yang mengasyikkan ini.
Wisata Belanja
Pasar Atas jaman dahulu didirikan diatas Bukit Kandang Kerbau pada tahun 1858. Pasar Atas merupakan pasar yang wajib dikunjungi para wisatawan karena di pasar ini dijual aneka barang khas Bukittinggi, yang tidak dijual di tempat lain.
Pada pasar ini di jual aneka rupa oleh-oleh khas Bukittinggi, seperti keripik balado, lemang, kerupuk kulit, bika, karak kaling dan lain-lain.
Pada Pasar Bawah dijual aneka sayur, bahan makanan, buah, daging, ayam, ikan, serta berbagai bumbu dapur.
4. Pasar Aur Kuning
jam gadang kayaknya udah jadi maskot di bukit tinggi ya mba?
Iya mbak Thya, jam Gadang jantungnya dan titik pusat kota Bukittinggi
Beberapa teman saya yang main ke bukitinggi jam gadang tidak pernah terlewatkan sebagai spot selfi,
Ya ampuun, ini salah satu destinasi wisata kami banget. Semoga next bisa lihat jam gadang aslii sambil foto di depannya.
Pernah lihat foto area jam Gadang udah direnov bagus banget. Pengen ke sana lagi deh. Nanti ah, tunggu tiket engga mahal. Hehe…
Ikon Bukittinggi itu yang kuingat adalah jam gadangnya ya Mba.. mirip di London hehe
Semoga suatu saat bisa melihat langsung jam gadang, keren mbak.
Sejak dulu pengen banget ke Sumatera Barat, termasuk mengunjungi Bukit Tinggi. Qadarallah, sampai sekarang belum kesampaian.
Wahh, aku juga belum menjelajah Padang, nih. Pengen banget ngerasain kulinernya serta pemandangan Danau Maninjau, dan mencoba merasakan kelok jalannya yang terkenal itu.
Ulasannya lengkap bnget bun. Saya tergiur sama teh talua. Teman asli Padang pernah bercerita bagaimana membuatnya. Jadi penasaran banget. Hihi
Pas saya waktu kecil pulang kampung ke pariaman. Saya pergi dari parian ke bukit tinggi itu jalannya lewatin air mancur yg dipinggir jalan, itu bangus banget air mancurnya…
Kayanya saya pengen nyobain minum teh TALUA rasanya kaya gimana kayanya lebih mantap dari teh teh yang lain
wahh Bukittinggi, tempat kami menghabiskan hari hampir 6 tahun…
Kotanya sejuk dan dingin, apalagi pas hujan. brrrr… bawaannya pengen tidur mulu
haha